Sagara Bintang

Rabu, 8 Desember 2021 20:39 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Iklan

SAGARA BINTANG

By:Anastasya salsabila

 

Cewek berambut panjang nan lebat berjalan gontai menuju kursi tempat biasa dia duduk, bersandar di sandaran kursi sambil memikirkan bagaimana nasib tugas matematikanya yang belum selesai, biasanya dia akan di bantu oleh keempat temanya, Talia, Casey, Gara, dan Aira tapi entah kenapa mereka belum datang padahal biasanya mereka lebih dulu sampai di kelas sebelum dia

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“DOORR!!, kaget gak?!, kaget gak?!’’ Dhira menepuk pundak  Aira kesal. Aira menatap Dhira tajam “apaan sih ganggu aja lo ah’’ucap Dhira , Aira hanya terkekeh lalu duduk di samping Dhira

 “tugas lo udah selesai kan?’’ bisik Aira ke telinga Dhira berharap dia akan mendapatkan contekan, Dhira menggeleng pelan

“lo tanya gue, gue tanya siapa tugas gue aja belum kelar” Aira mendengus kesal

“yahh..terus gimana dong?” tanya Aira, sedangkan Dhira mengedikan bahu tak peduli.

Dhira beranjak dari duduknya berniat membeli segelas mineral di kantin khusus kelas 11, belum sempat ia melangkahkan kaki, sebuah suara memanggil namanya, Nadhira menoleh mendapati Gara dengan tatapan polosnya seraya menyunggingkan senyum tak berdosanya

“Dhir, lo mau ke mana?”Tanya Gara, Dhira menghela nafas kasar.

“kepo”jawabnya singkat lalu melepaskan cekalan tangannya dan melenggang keluar kelas.

“tuh cewek kenapa sih?, PMS mulu” ucap Gara sambil menatap Dhira semakin  jauh dari pandanganya.

Gara Aldebra Vaska, teman sekelas Dhira sekaligus cowok humoris yang terkenal pintar seantero sekolah yang bisa membuat murid terpesona oleh kepandaianya.

“Ra…” panggil Talia membuyarkan lamunan Gara dan mengalihkan atensi nya menatap Talia heran.

“liat jawaban soal lo dong, please..” Gara mengerutkan kening “siapa lo, enak banget minta jawaban.

”Goda Gara membuat Talia kesal

“isshh, pelit lo, hati hati kuburan lo sempit” sedangkan Casey, Aira hanya asyik melihat keduanya.

“kalo lo nya minta ajarin, guenya sih mau, tapi lo mintanya jawaban ya gue tolak lah, gue udah bela belain semaleman gak tidur demi jawaban” Talia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, sudah tidak ada harapan kalo seketika Gara menjadi seserius itu, cowok itu memang susah untuk di ajak kompromi kalo udah menyangkut masalah belajar. over protektif batinya.

Disisi lain Dhira yang sedang mengantri untuk mengambil minuman di dalam kulkas mengedarkan pandangan saat menemukan sosok yang akhir akhir ini memenuhi otaknya. “Bintang” ucapnya lirih. Beberapa hari ini Zila mamanya memberi tau bahwa sebenarnya Bintang adalah anak dari teman akrabnya. Tapi Dhira benar benar tak mengenalnya.             “khmm,” dehaman itu membuyarkan lamunanya mengarahkan pandanganya ke sumber suara dan terperanjat saat mendapati Bintang tepat berada di belakangnya.                                              “eh..” netra mata cowok itu menatap tajam matanya yang tak sengaja bertemu beberapa detik sebelum akhirnya dia menundukkan pandanganya.                                                                  “Nadhira?” Bintang mengerutkan kening memastikan kalau pandanganya tak salah menangkap

“i..iya, kok kamu kenal aku?” ucap Dhira gugup. Sedangkan Bintang terkekeh mendengar jawaban tabu dari mulut mungil Nadhira.                                                                  ini aku, Sagara Bintang” nama yang bagus batin Dhira, “ kamu sekolah di sini juga?”.  Nadhira menggangguk.

“ berarti sama dong sama aku, aku juga kuliah di universitas Alantra dekat sini”Nadhira mengangguk.                                                                                                             “ kak Bintang kok tau kalo aku Nadhira?” Tanya Dhira polos, Bintang membenarkan duduknya lalu menatap Dhira kembali. “bunda kamu yang beri tau aku kalo beliau punya anak namanya Nadhira Olivia, benar kan?” Nadhira menggangguk “ oh ya.. berarti mama kakak kenal dong sama bunda ku?” “ banget, mereka kan temen se SMA dulu, masa kamu nggak tau sih?” “ hehe soalnya bunda cuman bilang kalo tante Rumi temen bunda, eh taunya malah sahabat”Bintang membuka segel mineral yang di belinya tadi lalu meneguknya habis dan membuangnya ke tempat sampah                                                                                                                “bunda kamu pasti ngomongin aku kan kemarin, soalnya kemarin aku sempat diajak mama buat bertamu ke rumah kamu,tapi kamunya lagi gak ada di rumah” ucap Bintang. Nadhira yang menyadari kantin yang mulai sepi langsung beranjak dari duduknya dan berniat pamit “ kak aku pamit ke kelas ya.., takut gurunya masuk” Bintang mengangguk mempersilahkan Nadhira pergi tapi tiba tiba dia berubah fikiran.                                                                                            “ Dhir..”                                                                                                                                  “ iya kak?”                              Bintang menyodorkan handphone nya kearah Dhira “ mau no kamu, boleh kan?” Dhira mengangguk dan langsung mengambil handphone itu dari tangan Bintang lalu memasukkan no handphone nya.., dan mengembalikanya. lalu segera kembali ke kelasnya.

                                                    š

“Faham kan anak anak?, ada yang di tanyakan, atau mungkin kurang faham dengan penjelasan ibu?”

“Faham bu!!” jawab murid sekelas serempak membuat bu Wati menggangguk sambil membereskan barang bawaanya sebelum akhirnya melenggang pergi, membuat kelas menjadi ricuh karena ini adalah jam terakhir. Nadhira bangkit dari duduknya bersiap untuk pulang kerumah sebelum akhirnya suara panggilan dari arah belakang mengurung niatnya untuk pergi “NADHIRA….!!” Nadhira menoleh dan mendapati Casey berlari memeluk dirinya erat, hingga nafasnya tak beraturan karena sesak.

“elah….. lepasin woy!, gak bisa nafas gue” Nadhira memukul pelan lengan Casey hingga cewek itu melepaskan pelukanya. Casey menggandeng tangan Dhira keluar kelas.                                                                             “ ikut gue yuk ke kantor guru, gue tadi disuruh buat nemuin bu Wati, katanya sih kita di kasih tugas” ucap Casey sembari tersenyum lebar mendapati Nadhira yang sudah manyun karena dia benar benar tidak suka dengan pelajaran sejarah. Semester kemarin aja dirinya mendapatkan remidi karena tidak berminat untuk mempelajari atau setidaknya membaca ulang rangkuman yang sudah di berikan bu Wati kepadanya.

“ udah yok keburu kesorean, soalnya gue juga ada jadwal les nanti jam lima” Nadhira mengangguk dan langsung mengikuti langkah Casey dari belakang , sesampainya di ruang guru Casey langsung masuk sedangkan Nadhira memutuskan untuk menunggunya di depan. Tak lama setelah itu Casey keluar dari ruang guru, Nadhira yang sadar akan kehadiran Casey membuatnya langsung beranjak dan berjalan menuju parkiran sekolah tempat mobil Casey di parkirkan.   Dhira membuka handphone nya yang sedari tadi tak di pegangnya. 10 pesan masuk dari grup kelasnya yang sedang membahas tugas sejarah yang di share Casey satu menit yang lalu. Tapi tatapanya beralih pada no yang tak di kenal, tanpa menunggu lama ia  membukanya.

Dhir ini aku Sagara Bintang

Sv no aku ya..

Oke, makasih….

Tanpa basa basi Dhira segera menyimpan nomer cowok itu                                                sesampainya dirumah, Dhira langsung merebahkan tubuh diatas kasurnya tak lupa melepas seluruh atribut sekolah yang di pakainya seperti dasi dan juga kaos kaki. Setelah di rasa cukup untuk menetralisir lelahnya ia segera membalikan tubuh nya lalu membuka pesan yang di kirim oleh Casey.

                            GRUP KELAS 11                                                               

0 PDF meringkas sejarah Indonesia

Jangan lupa di kerjakan ya guys, gue tunggu jawaban lo semua

Cemungutt cayangg :)

                                                                                                Gimana jono nasib gue L

                                                                                                                         Bantuin napa

 

Udah Dhir kerjain sebisa lo setidaknya besok kau tak di marahi

Beliau , gue percaya kok Dhir kalo lo itu pinter , cuman otak lo sekarang agak eror aja butuh di service                                                                                                                                                    Dhira tak melanjutkan percakapan yang membuat dirinya merasa terpojokkan. sedari tadi Dhira hanya berpikir sejenak siapa yang akan diajaknya untuk join mengerjakan tugas sejarah miliknya. Masa gue nanya gara sih, nggak ah dia pasti nggak mau soalnya malam ini dia ada acara keluarga di medan, tiba tiba sekelibat pikiran muncul dibenaknya. Kenapa nggak minta tolong kak Bintang, tak pikir panjang ia langsung beranjak dari kasur dan menuruni tangga menemui bundanya yang sedang berada di dapur “ bundaa..” Zila menoleh, menatap anak semata wayangnya “kenapa sayang tumben kesini, pasti ada sesuatu” Dhira terkekeh dan memeluk pinggang bundanya erat “bunda tau alamat rumahnya kak bintang nggak?”                                        “tau, Dhira mau main kesana?” Tanya Zila yang masih menyiapkan kue untuk di kasih ke tetangga sebelah.                                                                                                                                    “ iya Dhira mau ngerjain tugas sejarah”                                                                                    “yaudah siap siap sana, nanti biar pak Santo anterin kamu, oh ya bunda titip kue ini buat tante Arumi”, Dhira hanya mengangguk angguk dan segera mengabari kak Bintang.

                                  KAK BINTANG UNIV

                                                                                                           Kak.. bisa gue minta

                                                                                                           Tolongin nggak?

Tak butuh waktu lama kak Bintang menjawabnya

                                KAK BINTANG UNIV

 

Bantuin apa Dhir?

                                                                                                     Bantuin tugas sejarah

Ohh..boleh, mumpung gue juga lagi nggak ngapa ngapain di rumah 

                                                                                      Oke kak, gue kesana sekarang         

Oke di tunggu

 

Akhirnya Dhira bersiap siap untuk ke rumah kak Bintang. Sesampainya disana, Dhira di hadapkan oleh rumah elegan milik keluarga sagara, yang ber cat coklat susu dengan tampilan batik di beberapa pinggiran pintu. Dhira menekan bel rumah, tak menunggu waktu lama sang pemilik rumah keluar membukakan pintu, Dhira tersenyum ramah, terlihat seorang wanita paruh baya yang kira kira usianya 42 tahun itu tersenyum padanya “Dhira ya?” Tanya Arumi “eh.. iya tante”

“nggak usah panggil tante, panggil bunda aja” Dhira hanya menggangguk “masuk dulu Dhir, silahkan duduk saya bikin kan minum” “nggak usah repot repot tante”sedangkan Arumi tak menghiraukan panggilan Dhira dan langsung melenggang ke dapur.Dhira mengedarkan pandangan ke sudut ruangan mendapati sebuah bingkai foto yang di tata rapi di atas meja. Foto seorang Sagara Bintang sewaktu ia masih kecil dengan sosok perempuan yang merangkul pingganggnya erat, terlihat lucu batin Dhira tak sadar kalau seseorang memperhatikanya dari tangga. Bintang berdeham dan berdiri tepat di samping Dhira membuatnya terperanjat kaget. “ suruh siapa pegang pegang barang orang tanpa izin?”

“m..maaf kak, gue tadi nggak sengaja keliat”

“kak gue mau tanya sesuatu boleh nggak?”

“boleh”

“cewek yang ada di sebelah kakak itu siapa?” Bintang hanya tertawa dan mengambil alih pigora itu dari tangan Dhira. “dia sahabat gue yang tiba tiba ngilang setelah kejadian 10 tahun silam yang membuatnya harus di rawat inap di rumah sakit.”

Dhira menggangguk sembari masih menatap perempuan di foto tersebut, terlihat cantik dan anggun dengan memakai rok selutut berwarna merah bunga bunga “oi..kok diem sih” senggol Bintang tiba tiba. Dhira tak bergeming, dia ingin menanyakan perihal tersebut kepada Bintang tapi ia lebih dulu mengajaknya mengerjakan tugas di ruang tamu. Bintang mengambil buku paket sejarah miliknya di atas meja dan memberikanya kepada Dhira.

“nih lo cari dulu aja bab berapa?”

“gue nggak suka sejarah, mending kakak aja yang cari” Dhira mendengus kesal.

“kok bisa?, padahal sejarah itu enak banget loh buat di pelajari, lo jadi bisa tau perjuangan bangsa Indonesia”

“PDF yang di kasih tentang sejarah awal Indonesia”

“yaudah sekarang lo buka buku tulis, lo tulis semua yang bakal gue jelasin nantinya” Dhira mengangguk dan mengeluarkan buku tulisnya dengan malas

“gue itu nggak suka pelajaran sejarah”ucap Dhira

“gue tantang, selama 2 jam lo bakalan suka sama yang namanya sejarah, gue jamin”

“jadi itu gini Dhir, kedatangan Jepang di Indonesia pada awalnya disambut dengan senang hati oleh rakyat. Yang dipandang dapat membebaskan bangsa Indonesia dari kekuasaan Belanda, tentara Jepang juga mempropagandakan bahwa kedatangannya untuk membebaskan rakyat dari cengkraman penjajahan bangsa Barat, Jepang juga membantu memajukan rakyat melalui program pan Asia.”

“di balik senyum manis dan propaganda yang di janjikan, ternyata Jepang bertindak kejam. Jepang telah mengerahkan semua potensi, dan kekuatan yang ada untuk menopang perang yang sedang mereka hadapi untuk melawan sekutu, Jepang juga mengurus aset kekayaan yang dimiliki Indonesia untuk memenangkan perang dan melanjutkan industri di negrinya, berbagai kebijakan Jepang petani tidak dapat berbuat banyak kecuali harus tunduk kepada praktik tirani Jepang. Untuk menutupi kekejamannya dan agar rakyat Indonesia tidak di rugikan, sejak tahun 1943 Jepang melancarkan kampanye dan propaganda untuk menarik rakyat agar mau berangkat bekerja sebagai romusa. Kehidupan rakyat benar benar menyedihkan, bahan makanan sulit di dapatkan karena banyak petani yang menjadi pekerja romusa, bertambahnya kekejaman bangsa Jepang yang semakin melunjak membuat sebagian besar penduduk Indonesia angkat senjata untuk melawanya. Dhira paham?”

 

            Nadhira menggangguk, dan menyodorkan sepiring kue yang tadi di berikan bundanya untuk di makan bersama Bintang dan mamanya yang sedang asyik membaca majalah di samping putranya.

“lo tau jawa Hokokai?”

“nggak tau, coba jelasin”

“jawa Hokokai adalah organisasi pusat yang anggota-anggotanya terdiri atas bermacam-macam Hokokai sesuai dengan bidang profesinya, misalnya Kyoiku Hokokai adalah kebaktian para pendidik guru-guru dan isi Hokokai adalah wadah kebaktian para dokter.”

Dhira hanya ber-oh ria, sedangkan Bintang mengecek jam tanganya yang sudah menunjukan pukul 09.00 malam, lebih tepatnya cowok jakung itu harus segera memulangkan Dhira.Bintang melihat Dhira yang perlahan lahan matanya tertutup dan tidur tepat saat dia hampir menyelesaikan tugasnya.

“bang..belajarnya udahan dulu gih udah malam juga, Dhira juga butuh istirahat” tutur Arumi, Bintang menggangguk dan mengambil handphone miliknya di atas nakas lalu memberitahukan kepada bunda Dhira agar segera di jemput.

“ Dhir bangun, pulang yuk” ucap Bintang berbisik hingga Dhira menguap,sedangkan tak lama setelah itu mobil pribadi Dhira sudah ada di depan rumah.

“kak, gue pamit ya..maaf udah ngerepotin lo dari tadi” ucap Dhira dengan suara parau, ia beranjak untuk mengambil jaketnya serta buku tulisnya lalu berjalan menuju mobil, sebelum  benar benar pergi dia berpamitan pada Bintang dan Arumi.

“dada..kak,tante,Dhira pamit ya..”

                                               

selesai

 

 

                                   

 

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Hanifah Robbaniya

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Lilin Biru Laut

Rabu, 8 Desember 2021 21:11 WIB
img-content

Pengantin Itu Ternyata…..

Rabu, 8 Desember 2021 21:11 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terkini di Fiksi

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Fiksi

Lihat semua